numpang nonggol ya bunda...

Minggu, 18 Juli 2010

ASKEP GASTRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS DI PUSKESMAS KALIGESING PURWOREJO












DISUSUN OLEH:
Siti Halimah
NIM A2.0900280











SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PRODI S1 KEPERAWATAN
2010
BAB I
TINJAUAN TEORI

PENGERTIAN
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya (Herlan, 2001)

ETIOLOGI
1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2. Bahan-bahan kimia
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat
6. Refluks usus ke lambung.
7. Endotoksin.PatogenesisSeluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
a) kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi,
b) perfusi mukosa lambung yang terganggu,
c) jumlah asam lambung.
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil.
Di samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak, menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh cairan usus.

Manifestasi KlinisGambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.
Manifestasi tersebut adalah
Muntah darah
Nyeri epigastrium
Neusa dan rasa ingin vomitus
Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
8. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi.
Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi
9. Histopatologi.
10. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu memberikan hasil yang memuaskan.


PENGOBATAN
Pengobatan lebih ditujukan pada pencegahan terhadap setiap apsien yang beresiko tinggi, hal yang dapat dilakukan adalah ;
Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
Pemberian obat-obat H+ blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.Dahulu sering dilakukan kuras lambung menggunakan air es untuk menghentikan perdarahan saluran cerna atas, tapi tak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa tindakan tersebut memberikan manfaat dalam menghentikan perdarahan saluran cerna atas.

PROSES KEPERAWATAN GASTRITIS AKUT

DiagnosisKeperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laksantif, dan atau penyimpangan persepsi dengan tubuh.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet.
Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya keterampilan koping


INTERVENSI/IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung.
Intervensi
Kaji keadaan umum pasien
Kaji tanda-tanda vital
Kaji skala nyeri
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Ajarkan teknik relaksasi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laksantif, dan atau penyimpangan persepsi dengan tubuh.
Izinkan klien memilih makanan (makanan rendah kalori tidak diperbolehkan)
Buat struktur waktu makan dengan batasan waktu (misalnya 40 menit)
Hilangkan distraksi (misalnya pembicaraan, menonton televisi) selama waktu makan
Sebutkan waktu untuk makan, menghidangkan makanan, dan batas waktu makan; informasikan pada klien bahwa bila makanan tidak dimakan selama waktu yang telah disediakan, akan dibuat penggantian metode pemberian makanan yang lain.
Bila makanan tidak dimakan, lakukan pemberian makan melalui selang, NGT sesuai pesanan dalam keadaan seperti ini jangan berikan penawaran pada klien.
Lakukan metode pemberian makan pengganti setiap kali klien menolak untuk makan per oral.
Jauhkan perhatian selama makan bila klien menolak untuk makan.
Jangan biarkan klien "mengemut" makanan.
Kurangi perhatian saat makan
Terapi Modifikasi Perilaku
Klien mencapai peningkatan berat badan setiap hari karena adanya keinginan dari klien.
Perpisahan dari keluarga selama beberapa waktu akan sangat membantu.
Beralih pada aktivitas yang menyenangkan.
Intervensi keperawatan pembatasan bersifat teknis.
Isolasi sosial.
Komunikasi yang bermanfaat.
Berikan penghargaan pada klien hanya bila ia mengalami kenaikan berat badan.
Tindakan konsisten harus dipertahankan.
Setiap anggota staf harus mempunyai laporan akhir per shift tentang suatu keputusan
Cegah manipulasi staf dengan ceria.Pencegahan manipulasi staf dengan cerita, melalui membuat dan pertahankan batasan yang ketat, dan diskusikan tentang batasan dan konsekuensinya, bila melanggar batasan tersebut dengan cara yang tidak menghukum, rujuk pada perilaku manipulatif.
Ukur berat badanUkur BB dengan akurat;
a. Timbang klien setiap hari sebelum makan pagi,
b. Timbang klien hanya dengan gaun, cegah untuk menyembunyikan sesuatu yang berat pada tubuh,
c. Tetapkan perilaku yang dapat diterima bila mencapai berat badan yang telah ditetapkan,
d. Dorongan perawatan bertanggung jawab untuk peningkatan berat badan.

Kriteria Evaluasi
1. Klien mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan nutrisi.
2. Menerima masukan kalori adekuat untuk mempertahankan berat badan normal.
3. Mengikuti kembali pola makan yang normal.

Resiko tinggi terjadikekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet.
1. Pantau masukan dan haluan; simpan catatan di kantor perawat, dan observasi dengan sesederhana mungkin.
2. Pantau pemberian cairan dengan elektrolit /NPT sesuai pesanan; temani klien ketika mandi untuk mencegah pengosongan cairan intravena.
3. Pantau tanda vital sesuai kebutuhan
Kriteria Evaluasi
Klien menunjukkan hidrasi diperlukan secara adekuat.
Keseimbangan antara masukan dan haluaran.

Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya keterampilan koping
1. Berikan penekanan panduan nutrisi dan bagaimana cara mengatasi diet ketika jauh dari rumah.
2. Diskusikan dengan klien pentingnya pengkajian ulang kebutuhan kalori setiap 2 sampai 4 minggu.
3. Berikan dorongan penggunaan teknik penatalaksanaan stres.
4. Tingkatkan peogram latihan yang teratur.
5. Berikan dorongan kunjungan perawatan tindak lanjut dengan dokter dan konselor.
Kriteria Evaluasi
1. Klien mengungkapkan pentingnya perubahan gaya hidup untuk mempertahankan berat badan yang normal.
2. Klien mencari sumber konseling untuk membantu mengadakan perubahan.
3. Klien berusaha mempertahankan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007



























BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 7 Juli 2010
Ruang : Puskesmas Kaligesing
Tanggal Pengkajian : 7 Juli 2010, Pukul : 08.30 WIB
Metode : Anamnesa, Observasi, Pemeriksaan Fisik, Studi Dokumentasi
Sumber : Pasien, Keluarga Pasien, Tim Kesehatan
Pengkaji : Siti Halimah

DATA SUBYEKTIF
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kaligono, Kaligesing, Purworejo
Jenis Kelamin : Laki- laki
Diagnosa :Gastritis

b.Identitas Penanggung Jawa
Nama : Ny. W
Umur : 28 tahun
Alamat : Kaligono, Kaligesing, Purworejo
Hub.dengan Pasien : Istri

c. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut.

d. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang bersama istri ke Puskesmas Kaligesing pukul 08.30 WIB, dengan keluhan pasien mengatakan sudah ± 3 hari merasakan nyeri perut, nyeri seperti ditusuk-tusuk di area abdomen, nyeri bertambah saat ditekan,nyeri berkurang saat tiduran, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul, pasien tampak meringis menahan sakit. Pasien juga mengeluh badan terasa lemes perut terasa mual dan sebah serta tidak ada nafsu makan. Vital sign: TD: 110/80 mmHg, S:36 ºC, RR: 20x/mnt, N: 80x/mnt. Pasien mendapatkan therapi Thyampenikol 3x 500mg, Dexanta 3x 450mg, Paracetamol 3x 500mg, Grahabion 1x 1000mg
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah berobat ke Puskesmas Kaligesing dengan keluhan yang sama. Terakhir berobat 3 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama. Pasien mempunyai kebiasaan makan makanan pedas, dan pasien mengatakan sering telat makan karena kesibukan.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun dan menular.

e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Handerson
Pola Oksigen
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu bernafas dengan normal dan tidak ada masalah dengan pernafasannya
Saat dikaji : Pasien tidak mengalami kesulitan bernafas, nafas normal 20x/ mnt.
Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari dengan nasi, sayur, dan lauk. Biasa minum 6-8 gelas sehari. Pasien mengatakan suka makan makanan pedas. Pasien juga mengatakan sering terlambat makan karena sibuk bekerja.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tadi makan hanya dua sendok karena perut merasa mual, pasien hanya minum teh manis satu gelas ukuran 200ml. Pasien mengatakan BB menurun 3kg dari BB 3 bulan yang lalu.
Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB dan BAK teratur setiap hari. BAB 1x sehari, konsistensi lunak, dan BAK 4-5 kali sehari.
Saat dikaji : Pasien mengatakan belum BAB, BAK 1 kali.
Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu beraktivitas secara mandiri, setiap harinya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan aktivitas dibantu istri karena nyeri perut bertambah saat bergerak.
Pola Istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beristirahat secara rutin di rumah dan biasa tidur 6-8 jam. Pasien tidak mempunyai kebiasaan tidur siang.
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak ada keluhan.
Pola Berpakaian
Sebelum sakit dan saat dikaji :Pasien mengatakan dapat berpakaian secara mandiri tanpa dibantu orang lain.

Mempertahan Temperature Tubuh
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan temperatur tubuh
Saat dikaji : Pasien tidak ada peningkatan suhu tubuh, S:36ºC.
Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien tidak mengalami masalah pada kebutuhan personal hyegienenya, pasien mengatakan biasa mandi 2x sehari, menggosok gigi 2x sehari, dan keramas 2 hari sekali. Pasien mengatakan sudah mandi dan sudah menggosok giginya sebelum pergi ke Puskesmas.
Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan merasa nyaman dengan keadaannya sehari-hari dan pasien berhati-hati dalam menghindari bahaya lingkungan.
Saat dikaji : Pasien mengatakan kurang nyaman karena rasa nyeri pada perutnya, pasien sesekali tampak menyeringai menahan sakit.
Pola komunikasi
Sebelum sakit dan saat dikaji klien tidak mengalami gangguan komunikasi.Bicara jelas, nyambung dan tidak ada pelo.
Pola Beribadah
Sebelum sakit dan saat dikaji pasien mengatakan selalu beribadah dengan baik dan selalu melaksanakan sholat 5 waktu setiap hari.
Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan jarang membaca buku.
Saat dikaji : Pasien mengatakan belum tau tentang makanan- makanan yang harus ia hindari.
Pola Bekerja.
Selain sebagai kepala keluarga, pasien juga bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu PT di Purworejo.
Pola Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sering mengisi waktu luangnya dengan menonton televisi bersama keluarga di rumah.
Saat dikaji : Saat ini pasien hanya ingin beristirahat di rumah.

DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
1. BB : 56 kg
2. LLA : 30 cm
3. TB : 165 cm
4. Tekanan darah : 110/80 mmHg
5. Nadi : 80 x/menit
6. Suhu : 360 C
7. RR : 20 x/menit

Pemeriksaan Fisik
1. KU : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Kepala : Bentuk mesosepal, rambut hitam, lurus , bersih, dan sukar dicabut, tidak terdapat lesi.
4. Muka : Simetris, tampak pucat, sesekali pasien tampak menyeringai menahan sakit.
5. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil terhadap cahaya baik.
6. Telinga : Simetris, pendengaran baik, bersih tidak terdapat serumen
7. Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak terdapat sekret
8. Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi, lidah dan gusi bersih, tidak terdapat stomatitis.
9. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid
10. Dada :
Inspeksi : bentuk dada normochest, simetris, ictus cordis tidak tampak, gerakan dada simetris, tidak ada ketertinggalan gerak, frekuensi pernapasan 20x/mnt.
Palpasi : tidak teraba masa.
Perkusi : jantung dan paru- paru berbatas tegas.
Auskultasi: suara nafas bersih, vesikuler,tidak ada suara tambahan seperti ronchi atau wheezing , suara paru- paru sonor, suara jantung S1 dan S2 murni.
11. Abdomen :
Inspeksi : bentuk datar simetris, tidak ada pembengkakan atau acites. Tidak ditemukan adanya kelainan seperti benjolan atau pembesaran pada perut, tidak ada hiperpigmentasi.
Auskultasi : frekuensi suara peristaltik usus 4x/ mnt.
Perkusi : tidak ada penumpukan cairan atau udara, suara tympani.
Palpasi : terdapat nyeri tekan di area ulu hati, tidak ada pembengkakan atau massa pada abdomen, hepar tidak teraba.
12. Genital : Tidak terpasang DC
13. Integumen : Kulit kering
14. Ekstremitas :
Anggota gerak atas : Lengkap, dapat digerakkan secara normal.
Angota gerak bawah : Lengkap, dapat digerakkan secara normal.


b. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab tanggal 7 Juli 2010

No Pemeriksaan Hasil
1. Hemoglobin 12,1 gr%
2. Widal stH Negatif
3. Widal stO negatif
4. Gol. Darah B

c. Therapy

No Jenis Obat Aturan pakai Dosis
1. Thyampenikol 3x 500mg (sesudah makan) 8 jam/1x
2. Paracetamol 3x 500 mg (sesudah makan) 8 jam/1x
3. Dexanta 3x 450mg (sebelum makan) 8 jam/1x
4. Grahabion 1x1000mg (Sesudah makan) 24 jam/1x

























Analisa Data

Nama : Tn.B Tgl masuk : 7 Juli 2010
Umur :30 th Diagnosa : Gastritis


No Hari/ Tgl/ Jam Data Fokus Masalah Etiologi
1. Senin,
7 Juli 2010
Pukul: 08.40 WIB DS: pasien mengeluh nyeri seperti ditusuk- tusuk di area abdomen, nyeri bertambah saat ditekan,nyeri berkurang saat tiduran , skala nyeri 5, nyeri hilang timbul.

DO: KU: sedang , tanda- tanda vital: TD: 110/80 mmHg, S:36 ºC, RR: 20x/mnt, N: 80x/mnt. Sesekali pasien tampak meringis menahan sakit.
Zat- zat korosi

Gangguan difus barier mukosa

Peningkatan asam lambung

Iritasi mukosa lambung

Nyeri Mukosa lambung yang teriritasi
2. Senin,
7 Juli 2010
Pukul: 08.40 WIB DS: Pasien mengatakan badan lemes, perut terasa mual dan sebah serta tidak ada nafsu makan, tadi hanya makan 2 sendok dan minum satu gelas teh manis. Pasien mengatakan BB turun 3kg dari BB tiga bulan yang lalu.

DO: Pasien tampak lemah
BB: 56kg, LLA: 30 cm, TB: 165 cm, Hb: 12,1gr%. TTV TD: 110/80 mmHg, S:36 ºC, RR: 20x/mnt, N: 80x/mnt.









Hipotalamus

Aktivitas lambung me↑

Asam lambung me↑

Kontraksi otot lambung

Anoreksia otot lambung,mual

Nafsu makan me↓

Masukan nutrient inadekuat

Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Intake makanan yang tak adekuat
3. Senin,
7 Juli 2010
Pukul: 08.40 WIB DS: pasien mengatakan tidak tahu tentang makanan- makanan yang harus dihindari.

DO: pasien tampak ingin tahu dan bertanya- tanya. Kurang informasi

Kurang pengetahuan Kurang informasi( tentang makanan yang harus dihindari).
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung yang teririrtasi.
Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan yang tak adekuat.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi( tentang makanan yang harus dihindari).





























Rencana Keperawatan
Nama : Tn. B Tgl masuk : 7 Juli 2010

Umur :30 th Diagnosa : Gastriti


Tgl/Jam No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
7 Juli’10
08.40 wib 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan nyeri berkurang, dengan kriteria hasil:
-1 nyeri terkontrol atau hilang
-2 skala nyeri 3.
-3 Pasien menunjukkan postur tubuh rileks dan mampu beristirahat/ tidur dengan tepat dan nyaman. 1. Monitor TTV
2. Catat keluhan nyeri (PQRST) untuk membandingkan dengan gejala nyeri sebelumnya,
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
4. Bantu memberikan posisi yang nyaman.
5. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
6. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
7 Juli’10
08.40 wib 2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi dengan kriteria hasil:
-4 intake dan output adekuat.
-5 Pasien menunjukkan perilaku mempertahankan masukan nutrisi adekuat.
-6 Pasien tidak mengalami penurunan BB. 1. Anjurkan makan sedikit tapi sering.
2. Beri makanan tambahan/ snack sesuai indikasi.
3. Buat pilihan menu yang ada dan sesuai indikasi.
4. Beri makan dalam porsi hangat.
5. Dukung anggota kelurga untuk memberi makanan kesukaan yang sesuai dengan diit.
6. Dorong pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan yang adekuat.
7 Juli’10
08.40 wib 3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan masalah kurang pengetahuan teratasi dengan criteria hasil:
-7 Pengetahuan pasien bertambah.
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
2. Beri penkes tentang diit/ makanan yang harus dihindari.
3. Beri kesempatan bertanya.
4. Beri kesempatan menjawab.
5. Beri reward yang positif untuk meningkatkan harga diri pasien

Catatan Keperawatan
Nama : Tn. B Tgl masuk : 7 Juli 2010

Umur : 30 th Diagnosa : Gastritis


Tgl/ Jam No.Dx Implementasi Respon Pasien Paraf
7 Juni’ 10
08.30 wib










08.45 wib


















10 Juni‘10
09.00 wib



























11 Juni ‘10
14.00 wib


1,2 dan 3





























1, 2 dan 3



























3.





-1 Mengkaji KU pasien

-2 Mengkaji skala nyeri, lokasi dan durasi (PQRST).


-3 Memonitor TTV

-4 Mengkaji tingkat pengetahuan pasien

-5 Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

-6 Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering.

-7 Menganjurkan pasien untuk makan makanan tambahan/ snack sesuai indikasi.
-8 Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat yang tepat serta menjelaskan kegunaan dan cara penggunaanya.

-9 Menganjurkan pasien untuk kontrol 3 hari lagi.


-10 Mengkaji KU pasien
-11 Mengkaji skala nyeri, lokasi dan durasi (PQRST).



-12 -Mengukur TTV
-13
-14
-15 -Menganjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi dan distraksi tiap kali nyeri muncul.
-16
-17 -Menglaji pola nutrisi pasien
-18
-19
-20
-21
-22
-23 -Menimbang BB pasien
-24
-25 - Memberi dukung kepada anggo.
-26 -Melakukan kontrak waktu untuk Penkes dengan pasien dan keluarga



-27 Memberikan Penkes tentang perawatan dan diet pada pasien gastritis.

-28 Memberikan kesempatan bertanya.

-29 Memberikan reward.

-30 Mendorong pasien mengkonsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan adekuat. KU: sedang

pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk- tusuk di area abdomen, nyeri bertambah saat ditekan,nyeri berkurang saat tiduran , skala nyeri 5, nyeri hilang timbul.

TD:110/80 mmHg, RR:20x/mnt, N: 78x/mnt, S:36ºC

Pasien mengatakan belum tau tentang diit pada pasien gastritis


Pasien tampak kooperatif, mau melakukan teknik distraksi relaksasi yang diajarkan perawat.

Pasien kooperatif, mau menuruti anjuran perawat.


Pasien kooperatif, mau menuruti anjuran perawat.


Pasien mendapatkan terapi obat Tyampenikol 500mg, Paracetamol 500mg, Dexanta 450mg, Grahabion.



Pasien kooperatif



KU: baik

Pasien mengatakan nyeri berkurang dari 5 menjadi 3, nyeri hanya sesekali muncul.

TD:110/80 mmHg, S: 36ºC, N:78x/ mnt, RR:18x/mnt.

Pasien kooperatif



Pasien mengatakan nafsu makan berangsur- angsur pulih, hanya sesekali merasa eneg, pasien mengatakan tadi menghabiskan ½ porsi yang disediakan oleh istri.


BB pasien stabil 56 kg.

Keluarga pasien kooperatif



Pasien dan keluarga kooperatif, penkes dilaksanakan tanggal 11 Juni Pukul 14.00 wib di rumah pasien.



Pasien tampak antusias dan memperhatikan, dan dapat menyebutkan 3 dari 4 penjelasan perawat.


Pasien tidak bertanya.

Pasien tampak senang.

Pasien kooperatif
Catatan Perkembangan
Nama : Tn. B Tgl masuk : 7 Juli 2010

Umur :30 th Diagnosa : Gastritis



Tgl/ Jam No. Dx SOAP Paraf
10 Juli ‘10
09.15 wib 1. S : Pasien mengatakan nyeri berkurang dari 5 menjadi 3, nyeri hanya sesekali muncul.
O : KU:baik, pasien tampak rileks, pasien mampu mengontrol nyerinya
TD:110/80 mmHg, S: 36ºC, N:78x/ mnt, RR:18x/mnt.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan inervensi

10 Juli ‘10
09.15 wib 2. S : Pasien mengatakan nafsu makan berangsur- angsur pulih, hanya sesekali merasa eneg, pasien mengatakan tadi menghabiskan ½ porsi yang disediakan oleh istri.
O : BB stabil 56kg, TD:110/80 mmHg, S: 36ºC, N:78x/ mnt, RR:18x/mnt.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
-Motivasi pasien untuk makan sedikit tapi sering.
-Berikan makanan makanan tambahan/ snack sesuai indikasi
11 Juli ‘10
14.30 wib 3. S : Pasien mengatakan sudah tau tentang makanan- makanan apa saja yang perlu dihindari
O : Pasien sudah tidak bertanya- tanya lagi
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan intervensi

















Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Perawatan dan diet pada pasien Gastritis
Tempat : Rumah pasien
Waktu, Tanggal : 14.00- 14.30 WIB (± 30 menit), 11 Juli 2010
Sasaran : Pasien dan keluarga.
TIU : Setelah dilakukan pertemuan selama 30 menit diharapkan keluarga dan Tn.A mampu mengerti tentang perawatan dan diet untuk Tn.A.
TIK
Keluarga dan pasien menjelaskan tentang pengertian Gastritis.
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan penyebab- penyebab Gastritis.
Pasien dan keluarga tahu tentang hal- hal yang perlu dihindari.
Pasien dan keluarga tahu tentang posisi istirahat bagi pasien.

Metode : Ceramah, tanya jawab.
Media : Leaf flat
Materi : Terlampir
Evaluasi
Menyebutkan pengertian Gastritis.
Menyebutkan 3- 4 penyebab Gastritis.
Menyebutkan 5- 7 hal- hal yang perlu dihindari.
Mengerti tentang posisi yang baik untuk pasien Gastritis.












MATERI

Pengertian
Gastritis merupakan suatu peradangan atau terjadi perlukaan pada dinding lambung.

Penyebab
Penyebab gastritis yaitu:
Sress berat atau banyak pikiran
Alkohol
Obat- Obatan antara lain Aspirin.
Makanan yang dapat mengiritasi lambung.

Hal-Hal Yang Perlu Dihindari
Biasanya makan yang harus dihindari karena dapat mengiritasi lambung yaitu: Merica, pedas, kafein, kopi, the, coklat, alcohol, sari buah, jeruk, tomat mentah, belimbing, minuman karbonat, sprite, fanta, coca- cola, stress yang berkepanjangan.

Pemberian Posisi
Posisi berbaring lurus.
Posisi setangah duduk.
Posisi tengkurap dengan kepala menoleh kesisi/ samping bahu.
Posisi terbaring kesamping ( kiri kanan)
Posisi miring (kanan kiri)








BAB III
PEMBAHASAN


Pada BAB pembahasann ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DIPUSKESMAS KALIGESING” yang telah penulis laksanakan dengan metode pemecahan masalah ilmiah berdasarkan literatur-literatur yang ada. Hal-hal yang dibahas meliputi tentang pengertian dari diagnosa, mengapa diagnosa ini ditegakkan, bagaimana memprioritaskan masalah, rasionalisasi, kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan rencana tindakan serta bagaimana hasil evaluasi dari masalah keperawatan tersebut.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada mukosa lambung atau iritasi akibat peningkatan asam lambung.
Menurut Carpenito (1998) nyeri akut adalah keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya ketidaknyamanan berat atau sensasi tak nyaman berakhir dari 1 detik sampai kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik untuk menunjang dari diagnosa keperawatan tersebut adalah perilaku melindungi atau proyektif, perilaku distraksi (merintih, menangis, mondar-mandir dan gelisah) wajah tampak menahan nyeri mata tak bersemangat, meringis) diaforesis perubahan tekanan darah, nadi, dilatasi pupil dan peningkatan atau penurunan pernafasan.
Peradangan mukosa lambung akan merangsang ujung saraf yang terpanjang yaitu syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan asam lambung, kontak antara lesi dan asam juga merangsang mekanisme reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi otot sehingga terjadi nyeri (Smeltzer, 2001).
Diagnosa keperawatan nyeri ini penulis angkat dengan alasan karena didukung dengan data pasien mengatakan nyeri perut atas atau ulu hati, pasien terlihat Menahan sakit, meringis dan dengan skala nyeri 5 sedang.
Berdasarkan data tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa pada kasus ini, penyebab dari nyeri perut bagian atas atau ulu hati yang terasa seperti ditusuk-tusuk ini berarti bahwa nyeri itu menunjukkan daerah lambung, hal ini diakibatkan oleh peradangan atau iritasi mukosa lambung karena peningkatan asam lambung. Jadi diagnosa keperawatan yang tepat untuk masalah keperawatan ini adalah nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi (Smeltzer, 2000).
Diagnosa ini penulis jadikan prioritas pertama karena selain sebagai keluhan utama pasien, tetapi juga dirasa mengganggu kenyamanan pasien. Sesuai dengan hasil yang diharapkan dari pasien dengan gastritis yaitu pasien mengatakan merasa lebih nyaman karena membantu dengan mencapai tujuan-tujuan terapeutik gastritis yang tidak parah diobati dengann Antasida dan istirahat. Antasida biasanya membantu meringankan ketidaknyamanan pada epigastrium, karena antasid berguna juga untuk menetralisir asam lambung. Perawatan mulut yang baik diperlukan jika ada muntah. Istirahat dan lingkungan yang tenang menurunkan efek-efek dari stress (Long, 1996).
Dari masalah keperawatan itu, penulis merencanakan untuk mengkaji sekala (0–10), memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik relaksasi saat terjadi nyeri, mengkaji tanda-tanda vital dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik.
Adapun tindakan yang umum dilakukan oleh penulis antara lain yaitu :
a. Mengkaji keadaan umum pasien
Dengan keadaan umum yang sedang secara menyeluruh tentang nyeri dan pasien mencoba untuk mentoleransi terhadap nyeri dari pada meminta analgesik (Doenges, 2000) dan tingkat kesadaran pasien yang diharapkan composmentis.
b. Mengkaji tanda-tanda vital
Dalam pengkajian tanda-tanda vital ini data yang paling diperlukan adalah peningkatan suhu tubuh, penurunan tekanan darah serta adanya takikardia (Donges, 2000).
c. Mengkaji skala nyeri
Pada pelaksanaan tindakan ini pada dasarnya yang harus dilakukan dengan mengkaji faktor yang memperberat dan memperingan rasa nyeri, kualitas atau kuantitas, daerah terjadinya nyeri, skala (0 sampai 10) dan kapan nyeri kenyamanan nyerii yang dialami oleh pasien, karena nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya, dimana dapat membantu mendiagnosa etilogi perdarahan atau iritasi serta terjadinya komlikasi (Doenges, 2000). Kelemahan dalam melakukan tindakan ini adalah saat nyeri pasien tampak bingung untuk menentukan skala nyeri pasien yang kurang jelas dalam menerima informasi namun dengan penjelasan yang dibantu oleh keluarga skala nyeri dapat ditentukan.
d. Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman
Menurut Doenges (2000), dengan memberikan lingkungan yang tenang dapat memberikan lingkungan yang tenang dapat memberikan dukungan (fisik, emosional) menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, memfokuskan ulang perhatian meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan kopling.
e. Mengajar teknik relaksasi
Tindakann ini penulis lakukan bertujuan untuk membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan (Doenges, 2000). Kelemahan penulis adalah kurang diketahuinya tingkat keberhasilan dari teknik relaksasi, karena penulis yang tidak bisa memonitor secara terus menerus.
Dari evaluasi yang dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2005 didapat data nyeri masih terasa di ulun hati. Dengan terlihat pasien memegangi perutnya, skala nyeri 4 sedang dan pasien tampak menahan sakit (diam) dan kembung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masalah nyeri belum teratasi.
Pada intervensi kolaborasi pemberian analgesik ini mungkin pilihan narkotik untuk menghilangkan nyeri akut atau hebat untuk meningkatkan istirahat dan meningkatkan kerja sama dengan aturan terapeutik (Doenges, 2000), tetapi intervensi ini belum dapat penulis laksanakan karena kurangnya perhatian penulis terhadap tindakan serta kelengahan penulis yang selalu terfokus pada pendokumentasian.
2. Resti perubahan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang tak adekuat.
Menurut Carpenito, (2000) pengertian perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu yang tidak puasa mengalami/yang berhubungan dengan masukan yang tak adequat metabolisme nutrision yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik.
Aktual atau potensial dalam masukan yang berlebihan. Masalah keperawatan ini penulis angkat dengan adanya data-data pasien yang mengeluh lemah, lemas, hanya makan 2 sendok porsi yang disediakan istri.
Masalah keperawatan ini penulis jadikan prioritas yang kedua dengan alasan agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, tidak kekurangan, tidak terjadi penurunan berat badan dan menurut penulis dibanding kurang pengetahuan jauh lebih akurat perubahan nutrisinya.
Kemudian dari masalah keperawatan ini tindakan yang dapat penulis laksanakan yaitu :
Mengkaji keadaan umum pasien.
Pelaksanaan ini bermanfaat bagi klien untuk kemungkinan besar dalam aktifitas merawat diri yang berarti bagi dirinya. Serta untuk mendorong pasien untuk berusaha beraktivitas secara mandiri.
Memberikan makan sedikir tapi sering.
Memberikan makanan tambahan kecil sesuai indikasi.
Menurut Doenges ( 2000) memberikan makan sedikit tapi sering dan memberikan makanan tambahan, dengan tindakan ini dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode puasa.
Berdasarkan evaluasi didapat data subyektif pasien mengatakan nafsu makan masih menurun, hanya ½ porsi dari diit Rumah Sakit yang dihabiskan, namun 5 – 6 gelas/hari. Maka mengambil kesimpulan bahwa masalah Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum dapat teratasi.
d. Membuat pilihan menu yang ada dan sesuai indikasi
Membuat Doegeoes (2000) membuat pilihan menu akan membuat pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol lingkungan lebih suka menyediakan makanan untuk dimakan.
e. Memberikan makan dalam porsi hangat
Dengan memberikan makan dalam porsi hangat dapat menambah nafsu makan pasien dan diharapkan masukan nutrisi bertambah dan tidak terjadi penurunan berat badan.
3. Kurang pengetahuan tentang diit dan gerak berhubungan dengan kurang informasi
Menurut Carpenito (1998) pengertian kurang pengetahuan yaitu suatu kondisi dimana individu atau kelompok mengalami kekurangan pengetahuan kognitif atau keterampilan psikomotor mengenai suatu keadaan dan rencana tindakan pengobatan.
Batasan karakteristik yang mendukung masalah keperawatan tersebut adalah meminta informasi dan mengekspresikan presepsi yang “tidak akurat” terhadap kondisi kesehatannya dan penampilan yang tidak tepat untuk perilaku sehat yang diinginkan dan adanya ekspresi yang menunjukkan adanya kesalahan informasi atau kurang informasi bagi pasien atau salah konsep (Carpenito, 1999).
Dan masalah keperawatan tersebut diangkat dengan alasan karena adanya data-data pasien dan keluarga menanyakan tentang makanan untuk pasien.
Berdasarkan data yang ada maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penyebab dari masalah keperawatan ini adalah karena salahnya persepsi dan informasi yang diterima oleh pasien dan keluarga. Jadi menurut Smeltzer (2001) diagnosa keperawatan yang tepat adalah kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diit dan proses penyakit berhubungan dengan kurang informasi dan kesalahan interprestasi informasi.
Tindakan keperawatan yang direncanakan adalah kaji kurang/pengetahuan pasien dan keluarga tentang pengetahuan pasien dan keluarga tentang gastritis, anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, kaji ulang tentang pengetahuan pasien, berikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan dan diit pada gastritis dan anjurkan untuk aktivitas dan posisi untuk pasien.
Dari masalah keperawatan tersebut penulis melakukan tindakan:
a. Memberikan penyuluhan kesehatan
Penyuluhan ini pada dasarnya menjawab dari pertanyaan-pertanyaan pasien dan keluarga yaitu tentang diit dan pembatasan gerak pasien oleh keluarganya yang pada dasarnya penyuluhan ini dilakukan dengann alasan agar pasien dan keluarganya mau menghindari makanan yang dapat menimbulkan distensi gaster atau iritasi dan atau stress serta cairan dingin atau makanan yang dapat menyebabkan spasme gaster. Selain itu tindakan ini beralasan untuk dapat mencegah defisiensi dan meningkatkan penyembuhan dan meningkatkan kerjasama dalam terapi. Selain itu juga pada latihan gerak/ubah posisi tujuannya. Informasi agar dilakukan oleh pasien dan dimengerti oleh keluarga dengan alasan pasien mampu mencegah kelelahan, merangsang sirkulasi dan normalisasi fungsi organ serta meningkatkan penyembuhan Doenges (1999). Seharusnya sebelum penulis melakukan tindakan tersebut di atas penulis harus melakukan pengkajian ulang tentang diit yang bertujuan untuk mencegah dan meningkatkan penyembuhan dan meningkatkan kerjasama terapi, dan meninjau ulang keterbatasan atau pembatasan efektifitas dengan alasan pasien mampu menurunkan resiko regangan otot.
Dari evaluasi penulis mendapatkan data dari pasien bahwa pasien mengatakan mengerti tentang pengertian, penyebab, makanan yang harus dihindari dan posisi untuk pasien serta latihan aktiitas untuk pasien, dan keluarga tampak memperhatikan penjelasan dengan kooperatif dan pasien atau keluarga mampu menjawab sebagian pertanyaan yang diberikan. Hal ini menunjukan bahwa masalah keperawatan tentang kurang pengetahuan dapat teratasi.
Dari masalah keperawatan yang telah dirumuskan dalam konsep dasar ada masalah keperawatan yang tidak diangkat yaitu :
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang atau pengeluaran yang berlebihan (Nursing care in Emergensi, 1996)
Diagnosa tersebut tidak diangkat dengan alasan data-data untuk merumuskan kurang mendukung, sesuai dengan pengertiannya keadaan dimana seseorang tidak makan dan minum peroral mempunyai resiko terjadinya dehidrasi vaskuler, inter stinal atau intraseluler (Carpenito, 1998).
Masalah ini tidak diangkat dengan tidak ada data yang mendukung, seperti kecukupan masukan cairan masih cukup, memban mukosa / kulit masih lembab, berat badan belum turun tugor kulit baik, tidak terjadi dehidrasi.
























DAFTAR PUSTAKA


Carpenito, L.J, 2000, Diagnosa Keperawatan : Aplikasi Pada praktik Klinis, alih bahasa Tim Penerjemah PSIK – UNPAD, Edisi 6 – edisi 8, EGC, Jakarta.

Doenges M.E, 1999 – 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Alih bahasa 1 Made Kariasa, dkk, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Guyton, Arthur, C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, alih bahasa Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.

Long, C.B, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.

Mansjoer, A, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Pertama, FKUI, Jakarta.

Smeltzer, C.S, 2001, Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, Vol.2, EGC, Jakarta.

Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007

1 komentar:

  1. Tulisane dowo banget, mugo2 sukses selalu. Salan seko cah Sudorogo Kaligesing tapi saiki neng Lamandau Kalteng

    BalasHapus